Pringsewu : Subur Adi Riwanto Kepala Pekon (Kakon) Pajar Agung Barat (PAB), Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu, diduga kuat markup Dana Desa. Markup tersebut diketahui jelas pada pembangunan Talut Penahan Tanah (TPT) di jalan Tohir yang anggarannya sebesar 100.525.000 tahun 2024 di Dusun Pager Gunung 1 Pekon setempat.
Pada pembangunan TPT tersebut, diduga ada penggelembungan jumlah tenaga kerja dan penggelembungan jumlah batu satuan permobil (dumtruk) yang menurut keterangan dari Kaur Pembangunan Raka Galigis, Kadus Dusun Romadi dan Sumber masyarakat yang terlibat dalam pengerjaan, sangat tidak sesuai dengan yang sudah dilaporkan oleh Kakon ditahun 2024 lalu.
“Jumlah keseluruhan pekerja pada pembangunan TPT itu tukangnya 7 orang, kenneknya 12 orang bang, lama kerjanya 19 hari. Upah tukang 120ribu perhari dan kenek 90ribu perhari,” kata Kaur Pembangunan, Senin (15/4/2025).
Tetapi menurut data media ini dan Sumber, jumlah pekerja pada laporan SPJ jauh lebih banyak, tukang sebanyak 73 orang dan kenek 220 orang. Bahkan kata Kaur pembangunan dan Kadus di Pekon setempat, warga bergotong-royong secara swadaya waktu pengerjaan pembangunan TPT tersebut.
“Kalau panjang TPT dipapan plang itu seingat saya 241 meter keseluruhan kanan kiri jalan, lebih kurang 100 meter lebih lah panjang jalan ini, tinggi TPT variasi ada yang 60cm bahkan ada yang cuman 40cm. Seperempat TPT dari gorong-gorong sampai gapura itu swadaya dari masyarakat termasuk batu untuk jalannya, maklum ini kan jalan menuju masjid, ya…untung-untung niat masyarakat amal ke masjid mas,” kata Romadi sang Kadus.
Romadi juga menerangkan jumlah batu yang digunakan untuk membangun TPT tersebut sebanyak 13 Damtruk. Tapi menurut data laporan berikut Sumber, batu yang dihabiskan pada pembangunan TPT tersebut sebanyak 102 kubik dengan harga 250ribu perkubiknya.
Menurut keterangan Sumber warga masyarakat sekitar TPT yang juga ikut dalam pekerjaan pembangunan TPT tersebut, pembangunan itu paling menghabiskan dana 60juta rupiah. Katanya Sumber lagi, karena warga sudah banyak yang paham berapa kira-kira hitungan jumlah biaya yang sesuai pada bangunan TPT itu. Menurut Sumber, warga sekitar dah biasa berkecimpung dibangunan, jadi bisa memahami dan tahu hitungan.
“Paling habis 60juta bahkan kurang, atau malah 50juta doang, apalagi gotong-royong masyarakat yang kerja beneran paling Yo 20 orang. Inikan jalan ke masjid juga, anggap-anggap kita amal mas. Kalo habis 100juta apalagi lebih, ya ga percayalah, ga mungkin itu, edan opo!,” kata Sumber.
Lebih jauh Sumber mengatakan bangunannya juga kurang bagus, terbukti kurang dari setahun terlihat sudah ada yang pecah-pecah. Kata Sumber lagi, apalagi bangunan sebelumnya sudah ada yang ambruk.
Masyarakat berharap Aparat yang berwenang bisa memeriksa pekerjaan di Pekonnya karena kualitas yang tidak sesuai harapan dan juga buat ajang korupsi Kepala Pekon, dengan membesar-besarkan anggaran atau biaya pembangunan. Akan tetapi, penilaian masyarakat tidak sesuai dengan proses pengerjaan bahkan hasilnya.
Upaya konfirmasi kepada Subur Adi Riwanto sebagai Kepala Pekon Pajar Agung Barat, ditemui dikantor Pekonnya tidak berada ditempat, upaya dihubungi via telpon tidak aktif. Bahkan, Sekdes dan Kaur Pekon diwaktu yang sama, mengaku mereka menghubungi Kakon via WA tidak menjawab.
Erwandi